PANGANDARAN (PNC group) – Pasangan suami istri beda usia 36 tahun ini adalah warga Dusun/Desa Jayasari, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Pasangan suami istri itu ialah Anna Amalia (27) dengan Emen Hidayat (63), namun hingga kini mereka belum dikaruniai anak, walau Lima tahun sudah menjalani rumah tangga.
Walaupun mereka sering ditemui cucu dan anak dari suaminya, tapi Anna ingin mendambakan sang buah hati seperti keluarga pada umumnya.
“Saya ingin punya anak. Tapi, Allah belum ngasih,” ujar Anna kepada sejumlah wartawan di rumahnya, seperti dikutip dari TRIBUNJABAR.ID. Jumat (17/3/2023). siang.
Anna mengakui, sebelum menikah, dia tidak menyangka akan menikah dengan lelaki yang usianya jauh berbeda.
“Enggak (tidak terpikirkan menikah), enggak sama sekali. Karena, saya kan waktu lulus S1 langsung kerja di Ciledug.”
“Saya niatnya mau kuliah lagi S2 sambil nyari beasiswa.”
“Ternyata Allah memberikan jalan yang lain untuk saya menikah.”
“Tapi, alhamdulillah, ini mungkin hikmahnya saya dijodohkan,” ucap Anna yang semakin bahagia dengan pernikahan beda usia ini.
Menurut Anna, mungkin rencananya yang dulu itu tidak baik untuknya dan sekaranglah yang terbaik bersama suaminya.
Di sisi lain, setelah cukup lama menjalin hubungan rumah tangga, Emen mengaku sangat menyayangi istrinya yang masih muda.
“Pokoknya, istri saya surga dunia,” katanya.
Meskipun sudah berumur 63 tahun, untuk kebutuhan biologisnya, Emen mengaku biasa mencukupinya.
“Kalau hubungan intim, sebulan sekali masih kuat,” ujarnya.
Anna Amalia dan Emen Hidayat mengaku jarang cekcok dalam menjalani biduk rumah tangga.
“Jarang, jarang (cekcok). Kita mah walau beda usia justru ketika bikin konten seperti selawat kayak yang lucu.”
“Misalnya mau selawat, yang tadinya mau cekcok itu malah enggak jadi cekcok, malah lucu,” ujar Anna.
Bahkan, dia bisa santai dan justru lebih bisa menghargai suami dan begitu juga sebaliknya.
Anna mengatakan, walaupun berbeda usia cukup jauh, tetap saja ada situasi si istri bisa lebih dewasa.
“Dan, menikah itu bukan masalah usia, tapi tentang dua hati kita yang harus saling menjaga,” ucapnya.
Ana mengatakan, di awal pernikahan sempat merasa minder saat jalan keluar bersama suaminya.
“Tapi kalau sekarang justru kalau berangkat sama suami, saya lebih aman. Karena, kami sekarang tidak menganggap hidup dari pandangan orang lain.”
“Orang lain mau nganggap jelek, mau nganggap hina, itu tidak akan menambah beras di rumah.”
“Tetap saja, suami yang bisa menjadi beras. Jadi, biarin saja omongan orang lain mah,” kata Ana.
Emen menyampaikan, menikah dengan istri yang jauh lebih muda itu harus melengkapi satu sama lain.
Pasalnya, kalau perempuan mau ini, mau itu, tentu harus diantar.
“Jadi, kalau ada masalah sedikit-sedikit atau saya mau apa, istri mau apa, itu harus saling melengkapi semuanya,” ujarnya.
“Saya juga, kalau marah, paling semenit. Ada masalah sedikit, ke sananya biasa lagi.”
“Buat apa marah-marah, karena saya juga merasakan sudah tua dan istri saya masih muda. Kalau tidak melengkapi satu sama lain, akan heboh,” kata Emen.
Emen mengatakan, sebelumnya memang tidak terpikirkan mempunya istri yang jauh lebih muda.
“Karena, kalau orang lain nikah ke wanita muda itu pasti banyak tantangannya. Tapi, alhamdulillah saya mah enggak ada apa-apa,” ucapnya.
Dia mengaku pernah mendapat pertanyaan kenapa sih anak muda mau ke kakek-kakek.
Dia hanya menjawab bahwa istrinya tak ada masalah.
“Saya juga enggak apa-apa. Alhamdulillah, sampai sekarang sudah berjalan lima tahun,” ucapnya. (***)







